Aengtotong Sebagai Lokasi KKN Universitas Trunojoyo Madura

Pengabdian kepada masyarakat adalah bagian Tri Dharma perguruan tinggi, dimana mahasiswa berada di lapisan nomor dua sebgai relasi masyarakat dan pengabidian ini dilakukan mahasiswa Trunojoyo Madura lewat  KKN (Kuliah Kerja Nyata). KKN sendiri merupakan kuliah wajib bagi seorang mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang selama ini telah diterima di bangku perkuliahan, dalam prakteknya mahasiswa diharuskan terjun ke masyarakat dengan tujuan pengabdian kemayarakat, begitupula dengan mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura yang juga menempuh mata kuliah KKN. Letak Universitas Trunojoyo  berada di pulau Madura, tepatnya di Bangkalan yang terkenal dengan sebutan gerbang pulau Madura, adanya Universitas di Pulau Madura  dimaksudkan dapat berkontribusi memajukan sumber daya yang ada di Pulau Madura. Dalam kegiatan KKN Universitas Trunojoyo Madura ini penempatan pengabdian masyarakat difokuskan di Pulau Madura, karena di pulau Madura kurang mengoptimalkan sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada.
Desa Aeng Tongtong, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep merupakan salah satu tempat pengabdian mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura. Desa Aeng Tongtong sendiri dibagi menjadi tiga dusun yaitu dusun Duko, dusun Endena, dan dusun Gendis. Desa Aeng Tongtong bisa dibilang memilki kelebihan yaitu sumber daya alam dan wisata budaya. Sumber daya alam desa meliputi tanaman tembakau, kebun kelapa, cabe jamu, bawang merah, dan asem, sedangkan dari wisata budaya yaitu desa Aeng Tongtong merupakan desa sentra keris terbesar di Indonesia serta sudah di akui oleh UNESCO sejak tahun 2005. Namun, potensi yang ada belum bisa dimaksimalkan oleh masyarakat setempat, karena masih banyak potensi sumber daya alam yang hanya dijadikan sebagai penghasilan sampingan, sedangkan penghasilan utama masyarakat desa Aeng Tongtong berasal dari kerajinan keris. Kerajinan keris ini telah dilakukan sejak turun temurun dari semua usia dan semua gender. Karena penghasilan dari kerajinan keris dianggap lebih baik dibandingkan dari hasil sumber daya alam. Kerajinan keris diproduki setiap harinya di desa Aeng Tongtong, hasil kerajinan keris ini telah dikenal diseluruh dunia, bahkan desa Aeng Tongtong sering mendapatkan kunjungan dari wisatawan mancanegara, selain itu keris desa Aeng Tong beberapa kali ikut serta dalam pameran budaya di keraton Sumenep dan bahkan pernah ikut serta di Amsterdam Belanda, inilah yang membuat kerajinan keris Aeng Tongtong terkenal.
Tetapi penghasilan dari kerajinan keris membuat sumber daya alam kurang diperhatikan oleh masyarakat Aeng Tongtong, maka dari itu peserta KKN dari mahasiswa Trunojoyo dalam pengabdian kepada masyarakat di desa Aeng Tongtong membuat program kerja yang langsung dapat diberikan kepada masyarakat desa yang dapat memaksimalkan potensi desa selain keris diantaranya dari  bidang pertanian, bidang pendidikan, bidang ekonomi dan budaya. Pertama, dalam bidang pertanian mahasiswa Trunojoyo Madura membuat pestisida dari batang tembakau yang sudah tak terpakai, pembuatan pestisida ini berfungsi untuk mencegah penyakit terhadap tanaman petani dan penyuluhan kepada kelompok tani di desa Aeng Tongtong. Kedua, untuk bidang pendidikan mahasiswa KKN membuat smart corner yaitu mengadakan belajar bahasa inggris bersama di balai desa setiap hari Rabu dan Sabtu sore kepada anak-anak Sekolah Dasar, selain itu mahasiswa juga mengajar setiap hari semua mata pelajaran ke Sekolah Dasar mulai dari kelas 1 sampai kelas 5. Ketiga, progam kerja selanjutnya yaitu mengadakan pelatihan ekonomi kreatif untuk ibu-ibu di desa Aeng Tongtong, progam ini dilakukan untuk memanfaatkan hasil sumber daya alam desa yaitu kelapa, pelatihan ini juga untuk memberikan motivasi kepada ibu pkk untuk hidup mandiri dalam berwirausaha, kelapa ini dibuat berbagai produk seperti cocochoco (Coklat Kelapa) dan KKN (Krupuk Kelapa Nikmat). Proker yang terakhir yaitu pembuatan website untuk desa Aeng Tongtong, pembuatan web ini dimaksudkan untuk mempromosikan desa Aeng Tongtong yang telah menjadi sentra kerajinan keris terbesar di dunia, selain itu promosi desa juga lewat media sosial seperti Instagram dengan nama Aengtongtong_Sumenep. 
Saat melakukan pengabdian ke masyarakat terutama di desa Aeng Tontong, mahasiswa Trunojoyo menyadari bahwa potensi yang ada di desa sangat luar biasa untuk dieksplore ke dunia luar, terutama kerajinana keris yang cukup banyak, seprti yang telah dietahui bahwa keris merupakan senjata khas Indonesia dan telah menjadi warisan budaya yang harus dilestarikan. 

Komentar